Untuk Laki-laki Berkacamata Yang Salah Satu Bagian Tubuhnya Memesonakan Aku

Kalau Payung Teduh punya ‘Untuk Perempuan Yang Sedang di Pelukan’, maka saya punya ‘Untuk Laki-laki Berkacamata Yang Salah Satu Bagian Tubuhnya Memesonakan Aku’.

Kepanjangan judul ya? Haha. Saya ngga bisa bikin lagu. Biarlah itu ranah Payung Teduh dan teman-temannya. Kalau saya, izinkan yg tadi cukup sebagai judul tulisan. Bukan tulisan yg megah, sekedar blog post ringan pelepas gundah. Ngga gundah juga sih, penyampai pesan. Daripada menuhin otak terus bikin gelisah ya kan.

Semoga kamu membaca ini, Laki-laki.

Inti dari semua tulisan yg (akan) panjang ini adalah rindu. Satu kata sederhana yg entah kenapa selalu bisa dielaborasi menjadi berlembar-lembar page MS Word dan menjadi ribuan kata. Tengok saja Rindu-nya Tere Liye. Rindu saya mampu semegah itu? Secara tulisan mungkin tidak. Tapi secara perasaan, percayalah, bahkan seorang musafir padang pasir yg merindukan oase masih kalah dibandingkan rindu saya pada kamu. Kenapa? Ini soal kepastian. Cepat atau lambat, sang musafir akan meninggalkan padang pasir dan bertemu air. Sedangkan saya padamu? Entah.

Malam ini saya merindukanmu, wahai Laki-laki. Tapi saya ngga bisa apa-apa selain buka instagram dan mungkin soundcloud-mu segera. Sebentar. Sebentar banget Tuhan kasih saya waktu buat kenal kamu. Bahkan sekedar utk kenal lebih jauh pun tak sempat. Sampai pernah satu waktu kamu heran melihat apa yg mampu saya katakan di sebuah media sosial. Saya hanya bisa tertawa karena itu satu tanda menyakitkan bahwa kamu belum kenal saya betul.

Dan sekarang kamu pergi.

Saya bahkan tidak bisa ingat kapan kita terakhir bertemu. Kenyataan pahit bahwa bahkan utk bertemu muka dan ngobrol asik saja belum sempat kita lakukan. Mungkin karena saya yg tidak pandai membawa diri utk menyamaimu. Entah karena wawasan saya yg kalah oleh wawasanmu, atau latar belakang saya yg begitu kontras dengan milikmu. Ketahuilah, Laki-laki, saya masih menantikan waktu di mana kelak kita bisa ngobrol asik dan lepas. Tanpa peduli wawasan siapa yg menang, atau se-bertolak belakang apa latar belakang saya dan kamu.

Semoga kita bukan sekedar acquaintance. Tapi friends. Kelak, saya harap kita dikasih waktu lagi sama Tuhan utk jadi best friends.

Sukses di sana, Laki-laki berkacamata yang salah satu bagian tubuhnya memesonakan aku! Ketahuilah, saya jatuh cinta pada lehermu 🙂

31 Mei 2015, 23:20

Leave a comment